Awalnya niatnya cuma iseng buka TikTok sebentar. Cuma mau liat satu dua video lucu, refreshing sedikit sebelum ngerjain tugas atau tidur. Tapi tahu-tahu… eh, jam udah 2 pagi, mata masih ngelototin layar, jempol masih geser-geser. Dan yang lebih absurd, kita bahkan nggak sadar waktu udah berlalu segitu lama. Kalau kamu pernah (atau sering) ngalamin ini, tenang, kamu nggak sendirian. Dan yang salah bukan kamu kok — tapi otakmu. Atau lebih tepatnya, dopamin.
Dopamin itu semacam “senyawa bahagia” di otak kita. Dia dilepaskan saat kita melakukan sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan, kayak makan enak, dapet notifikasi like di Instagram, atau… nonton video kucing lucu yang nyebur ke ember. Nah, TikTok dan platform media sosial lain sangat paham cara kerja dopamin ini. Mereka ngedesain sistemnya biar bisa nge-trigger dopamin kita terus-menerus. Setiap kali kita scroll dan menemukan video baru yang menarik, otak kita dapet sedikit “kejutan” — kayak hadiah kecil. Itulah yang bikin kita ketagihan: kita terus scroll, karena otak kita terus “nunggu” hadiah selanjutnya.
Ini mirip banget dengan cara kerja mesin slot di kasino. Kamu nggak tahu kapan kamu bakal “menang”, tapi kamu tahu bahwa kemungkinan itu selalu ada. Dan rasa penasaran itulah yang bikin kita terus narik tuas—atau dalam kasus ini, terus geser layar ke atas. Itulah yang disebut “dopamine loop”, lingkaran setan di mana kita merasa puas sesaat, lalu haus lagi, lalu cari lagi, dan begitu terus tanpa sadar waktu berjalan.
Yang bikin tricky, video di TikTok itu pendek-pendek, jadi otak kita merasa kayak belum puas. Belum selesai benar-benar nonton, udah lanjut ke video berikutnya. Dan karena durasinya singkat, kita ngerasa “ah, masih bisa satu lagi kok,” padahal udah ratusan video kita konsumsi dalam satu sesi. Otak kita nggak nyadar kalau udah ‘kenyang’, karena terus dikasih camilan visual kecil-kecil nonstop.
Ditambah lagi, algoritma TikTok itu pintar banget. Dia ngasih kita video yang sesuai banget sama minat kita, bahkan kadang sebelum kita sadar kita suka. Semakin lama kita nonton, semakin akurat rekomendasinya, dan semakin susah kita lepas. Otak kita kayak dikasih hadiah yang makin hari makin personal. Gimana bisa nolak?
Jadi ya, bukan kamu yang kurang niat atau nggak punya manajemen waktu. Kamu cuma lagi terjebak sistem yang memang didesain untuk bikin kamu betah dan lupa waktu. Satu-satunya cara buat keluar dari dopamine trap ini ya dengan sadar sepenuhnya bahwa kamu sedang dijebak. Pasang timer, kasih batas waktu screen time, atau bahkan log out kalau perlu. Karena kalau ngandelin “niat 5 menit doang” doang? Ya, kamu tahu sendiri akhirnya gimana.
Ingat, dopamin memang bikin senang, tapi kalau kita nggak kendalikan, dia bisa bikin kita lupa diri. Jadi lain kali kamu buka TikTok dan mikir, “cuma 5 menit aja,” coba tanyain lagi ke diri sendiri: beneran cuma 5 menit? Kalau nggak yakin, mungkin lebih baik simpen dulu HP-nya dan pilih hiburan lain yang lebih bisa kamu kontrol.
Your brain loves dopamine, but your time deserves better.
Komentar
Posting Komentar